Peningkatan Energi Dan Polusi Lingkungan
Hingga tahun 2030 besarnya permintaan energi akan terus meningkat sekitar 40 % atau 16,8 miliar toe. Demikian salah satu point dalam opening “World Energy Outlook 2009”, yang diselenggarakan di Auditorium Departemen ESDM pada hari Rabu, 18 November 2009 lalu, yang diselenggarakan atas kerja sama antara Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan International Energy Agency (IEA).Dikatakan peningkatan permintaan kebutuhan energy kedepannya akan di dominasi oleh Cina dan India. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan industri ke 2 negara tersebut yang berlomba semakin pesat saat ini. Dari sisi lingkungan bisa dibayangkan seberapa besar polusi yang akan disumbangkan kedua Negara ini, mengingat saat ini ke 2 negara tersebut sudah termasuk dalam lima besar penghasil polusi dunia di samping tentu saja juara bertahan belum tergoyahkan “AS” yang menduduki peringkat ke-1.
Hingga saat ini negara-negara di dunia ketiga atau negara berkembang selalu di tuding sebagai biang keladi peningkatan kadar gas CO2 dan gas gas lainnya diatmosfir (efek rumah kaca). Hal ini dikarenakan industri yang tidak ramah lingkungan, penebangan dan pembakaran hutan secara liar, peningkatan jumlah kendaraan menjadi alasan utamanya.
Tapi pada kenyataanya, sebuah lembaga riset independen yang berbasis di negara Amerika, CGD (Center for Global Development) menjelaskan bahwa pembangkit listrik merupakan kontributor terbesar penghasil CO2 (sekitar 25 % dari total emisi CO2) yang menyebabkan kenaikan efek rumah kaca. CGD mengumpulkan data dari sekitar 50.000 pembangkit listrik di seluruh dunia dan mengumpulkannya dalam suatu database yang disebut CARMA (Carbon Monitoring For Action).
CARMA berhasil mengumpulkan daftar negara penghasil emisi CO2 terbesar dari sektor pembangkit listrik serta daftar pembangkit listrik di seluruh dunia yang paling banyak menghasilkan emisi CO2.
Inilah daftar 25 negara penghasil polusi / emisi CO2 terbesar :
No | Negara | Jumlah CO2 yang dihasilkan (dalam ton) | |
1 | Amerika | 2.790.000.000 | |
2 | China | 2.680.000.000 | |
3 | Rusia | 661.000.000 | |
4 | India | 583.000.000 | |
5 | Jepang | 400.000.000 | |
6 | Jerman | 356.000.000 | |
7 | Australia | 226.000.000 | |
8 | Afrika Selatan | 222.000.000 | |
9 | United Kingdom | 212.000.000 | |
10 | Korea Selatan | 185.000.000 | |
11 | Polandia | 166.000.000 | |
12 | Italia | 165.000.000 | |
13 | Taiwan | 153.000.000 | |
14 | Spanyol | 148.000.000 | |
15 | Kanada | 144.000.000 | |
16 | Turki | 102.000.000 | |
17 | Meksiko | 101.000.000 | |
18 | Indonesia | 92.900.000 | |
19 | Iran | 86.200.000 | |
20 | Ukraina | 79.100.000 | |
21 | Thailand | 76.400.000 | |
22 | Arab Saudi | 75.900.000 | |
23 | Kazakhstan | 62.300.000 | |
24 | Malaysia | 61.100.000 | |
25 | Belanda | 58.900.000 |
No | Pembangkit Listrik | Negara | Jumlah CO2 yang dihasilkan (dalam ton) |
1 | Taichung | Taiwan | 41.300.000 |
2 | Poryong | Korea Selatan | 37.800.000 |
3 | Castle Peak | China | 35.800.000 |
4 | Reftinskaya SDPP | Rusia | 33.000.000 |
5 | Tuoketo-1 | China | 32.400.000 |
6 | Mailiao FP | Taiwan | 32.400.000 |
7 | Vindhyachal | India | 29.000.000 |
8 | Hekinan | Jepang | 28.900.000 |
9 | Kendal | Korea Selatan | 28.600.000 |
10 | Janschwalde | Jerman | 27.400.000 |
11 | Suralaya | Indonesia | 27.200.000 |
12 | Tangjin | Korea Selatan | 26.900.000 |
13 | Majuba | Afrika Selatan | 26.500.000 |
14 | Taean | Korea Selatan | 26.400.000 |
15 | Beilungang | China | 26.000.000 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar